RPP Kurikulum Merdeka: Transformasi Menuju Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Materi Pelatihan untuk Guru dan Pendidik | Disusun oleh Afrizal Hasbi, M.Pd.
Pengantar: Mengapa Deep Learning?
Deep Learning (DL) atau Pembelajaran Mendalam bukan sekadar metode, melainkan sebuah pendekatan filosofis yang diintegrasikan dalam kerangka Kurikulum Merdeka (Kurmer). Pendekatan ini bertujuan memindahkan fokus dari sekadar penguasaan konten dangkal (menghafal) menjadi kemampuan untuk memahami, mengaplikasikan, dan mentransfer pengetahuan dalam konteks kehidupan nyata.
DL memberikan guru kebebasan untuk merancang pengalaman belajar yang relevan, bermakna, dan kontekstual bagi peserta didik.
Prinsip Dasar Deep Learning (3 Pilar)
RPP atau Modul Ajar berbasis Deep Learning harus mencerminkan tiga prinsip utama ini dalam setiap langkah kegiatan:
1. Berkesadaran (Mindful Learning)
Memastikan siswa hadir seutuhnya dan terhubung secara emosional dengan materi. Ini dicapai melalui kegiatan awal yang fokus (misalnya: refleksi singkat, *ice breaking* yang relevan, atau pertanyaan pemantik yang menggugah).
2. Bermakna (Meaningful Learning)
Menghubungkan konten pelajaran dengan masalah nyata, kebutuhan, atau minat siswa. Siswa memahami "mengapa" mereka mempelajari sesuatu dan bagaimana itu relevan di masa depan atau di komunitas mereka.
3. Menggembirakan (Joyful Learning)
Menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan. Pembelajaran didorong melalui eksplorasi, kolaborasi, dan tantangan yang positif, mengurangi rasa tertekan.
Perbedaan Format RPP: K-13 vs. Kurmer + DL
Perbedaan utama terletak pada fokus dan komponen wajib yang mengarahkan proses berpikir siswa menjadi lebih mendalam:
| Aspek | RPP Kurikulum Sebelumnya (K-13) | RPP Kurikulum Merdeka + Deep Learning |
|---|---|---|
| Fokus Utama | Ketuntasan KKM (Penguasaan Konten) | Pemahaman Mendalam & Transfer Pengetahuan |
| Format Dokumen | Kaku (minimal 13 komponen) | Fleksibel (minimal 3 komponen: Tujuan, Langkah, Asesmen) |
| Prinsip Kegiatan | Terikat Sintaks (Contoh: 5M Saintifik) | Terikat Siklus DL: Memahami, Mengaplikasikan, Merefleksi |
| Identifikasi Awal | Umum (Kompetensi Dasar, Indikator) | Detail Kesiapan Siswa (minat, gaya belajar, diferensiasi) |
| Asesmen | Dominan Sumatif (nilai akhir) | Utama Formatif & Reflektif (menilai proses berpikir) |
| Karakter | Dicantumkan (sebagai lampiran) | Profil Pelajar Pancasila (PPP) diintegrasikan sebagai tujuan utama |
Struktur Modul Ajar Deep Learning (Versi Lengkap)
Secara umum, Modul Ajar (RPP) DL memiliki tiga bagian utama yang harus detail:
| A. IDENTIFIKASI | Memuat informasi dasar dan analisis konteks: CP/TP, Profil Lulusan (PPP), Kesiapan Peserta Didik, dan Karakteristik Materi (Relevansi). |
| B. DESAIN PEMBELAJARAN | Bagian inti yang merinci aktivitas berdasarkan siklus Memahami, Mengaplikasikan, dan Merefleksi, dengan integrasi 3 Prinsip DL (Mindful, Meaningful, Joyful). |
| C. ASESMEN | Merinci Asesmen Diagnostik (Awal), Formatif (Proses), dan Sumatif (Akhir) yang mengukur kedalaman pemahaman dan kemampuan transfer. |
Contoh Modul Ajar (RPP) Deep Learning
Contoh ini menunjukkan implementasi pendekatan Deep Learning (DL) dalam konteks pembelajaran IPA SMP, yang berfokus pada proyek kontekstual dan refleksi.
Studi Kasus: Pencemaran Lingkungan & Solusi Komunitas (IPA Kelas VII)
A. IDENTIFIKASI DAN KESIAPAN
| Capaian Pembelajaran (CP) | Peserta didik mengidentifikasi isu lingkungan lokal dan mengusulkan upaya mitigasi berbasis komunitas. |
|---|---|
| Tujuan Pembelajaran (TP) | 1. Mengidentifikasi jenis pencemaran di lingkungan sekolah secara kritis. 2. Merancang dan mengimplementasikan solusi sederhana (Mini Proyek) untuk masalah pencemaran. |
| Dimensi Profil Pelajar Pancasila | Bernalar Kritis, Gotong Royong, Mandiri. |
| Karakteristik Siswa | Senang berdiskusi dan berbasis visual. Perlu penguatan pada inisiatif penyelesaian masalah. (Dasar Diferensiasi). |
B. DESAIN PEMBELAJARAN (Siklus DL)
1. Tahap Memahami (Pertemuan 1, Fokus: Mindful & Meaningful)
Aktivitas Mindful: Guru memulai dengan Pertanyaan Pemantik tentang lingkungan terdekat dan memutarkan klip pendek dampak pencemaran, mengajak siswa menyadari dampaknya. (Menghadirkan kesadaran penuh).
Aktivitas Meaningful: Siswa menganalisis studi kasus nyata tentang pencemaran air/tanah di daerah mereka. Mereka tidak hanya menghafal, tetapi menganalisis penyebab dan dampaknya menggunakan data. (Menghubungkan ke konteks nyata).
2. Tahap Mengaplikasikan (Pertemuan 1 & 2, Fokus: Transfer Pengetahuan)
Aktivitas Inti: Siswa melakukan Observasi Cepat di area sekolah (kantin, taman) untuk mengidentifikasi 1 masalah pencemaran paling mendesak. Kemudian, mereka berkolaborasi merancang "Mini Proyek Solusi Sekolah Bersih" (misal: merancang tempat sampah terpilah dari barang bekas, membuat biopori sederhana).
Implementasi: Di pertemuan kedua, siswa melaksanakan proyek mereka secara mandiri dan bergotong royong. (Mengaplikasikan pengetahuan ilmiah untuk memecahkan masalah praktis).
3. Tahap Merefleksi (Pertemuan 2, Fokus: Refleksi dan Transfer Lanjut)
Aktivitas Reflektif: Setiap kelompok menulis Jurnal Refleksi yang mencakup: Tantangan, Solusi, Pelajaran yang dipetik, dan Bagaimana Proyek ini dapat diperluas ke rumah atau lingkungan komunitas? (Menilai proses berpikir dan potensi transfer).
Presentasi: Kelompok mempresentasikan hasil proyek dan isi jurnal refleksinya, yang diikuti dengan sesi tanya jawab untuk mengasah penalaran kritis.
C. ASESMEN
| Asesmen Formatif | Observasi selama pengerjaan proyek (penilaian Gotong Royong dan Mandiri), Umpan Balik terhadap Jurnal Refleksi. |
|---|---|
| Asesmen Sumatif | 1. Portofolio Proyek: Penilaian kualitas produk dan laporan. 2. Tes Tulis (Kontekstual): Soal yang meminta siswa menganalisis kasus pencemaran baru di kota lain dan mengusulkan rencana aksi (mengukur kemampuan transfer). |