MTs Jam'iyah Islamiyah
MTs Jam'iyah Islamiyah
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

17 Teknik Closing: Cara Efektif Menutup Penjualan yang Terbukti Menghasilkan

17 Teknik Closing Efektif - Dewa Eka Prayoga

17 Teknik Closing Efektif

Cara Terbukti Menutup Penjualan dan Meningkatkan Konversi

Berdasarkan buku karya Dewa Eka Prayoga

Kelompok 1: Teknik Membangun Persetujuan dan Mengendalikan Percakapan

Teknik ini berfokus pada membangun momentum positif sejak awal dan memastikan penjual tetap memegang kendali atas alur percakapan.

1

Teknik YA... YA... YA...

Konsep Inti: Membentuk "pola persetujuan" di benak calon pelanggan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang jawabannya pasti "Ya". Prinsip psikologisnya adalah, setelah terbiasa menyetujui, pelanggan akan lebih mudah mengatakan "Ya" untuk pertanyaan penutupan penjualan.
Penerapan:
  • Gunakan pertanyaan tentang fakta, kebutuhan, atau keinginan mereka yang sudah jelas jawabannya. Contoh: "Ibu ingin kan kulitnya terlihat lebih sehat?" ... "Dengan pori-pori yang lebih kecil?" ... "Dan bebas minyak berlebih?"
  • Hindari pertanyaan yang bisa dijawab "Tidak". Alih-alih "Apakah ibu tertarik?", tanyakan "Warna hitam atau putih yang lebih ibu sukai?" (asumsi sudah mau beli).
2

Teknik YANG NANYA, YANG MENANG

Konsep Inti: Setiap keberatan (objection) dari pelanggan bukanlah halangan, melainkan peluang untuk memberikan penjelasan dan langsung diikuti dengan pertanyaan balik (rebuttal question). Ini memutar balikkan situasi dan membuat penjual aktif mencari solusi, bukan pasif menerima penolakan.
Penerapan:
  • Dengarkan keberatan dengan saksama.
  • Validasi perasaan pelanggan ("Saya paham kenapa Bapak merasa harganya mahal").
  • Berikan jawaban singkat yang mematahkan keberatan.
  • Langsung tanya balik: "Tapi, bukankah hasil yang didapat dan ketahanan produk ini sebanding dengan harganya?"

Kelompok 2: Teknik Presentasi dan Framing Harga

Teknik ini mengemas penawaran dan informasi harga sedemikian rupa sehingga terlihat lebih menarik dan masuk akal bagi pelanggan.

3

Teknik SATU, DUA, TIGA

Konsep Inti: Menyajikan keuntungan produk dalam paket tiga poin yang ringkas, mudah diingat, dan berdampak. Otak manusia lebih mudah mencerna informasi yang disajikan dalam kelompok tiga.
Penerapan: Susun tiga benefit utama yang paling relevan dengan kebutuhan pelanggan. Contoh: "Dengan kursus online ini, Bapak bisa belajar fleksibel, akses selamanya, dan dapat konsultasi dengan mentor."
4

Teknik PERBANDINGAN

Konsep Inti: Memanfaatkan efek "compromise effect" di mana pelanggan cenderung memilih opsi tengah dari tiga pilihan yang diberikan. Opsi tengah dianggap sebagai keseimbangan antara kualitas dan harga.
Penerapan: Tawarkan tiga varian:
  • Varian A (Termurah): Fitur dasar, sebagai pembanding.
  • Varian B (Rekomendasi/Tengah): Produk yang ingin Anda jual, dengan fitur paling optimal.
  • Varian C (Termahal): Fitur lengkap, sebagai pembanding agar varian tengah terlihat lebih masuk akal.
5

Teknik HARGA CORET

Konsep Inti: Memberikan sinyal visual yang kuat tentang nilai dan penghematan yang didapat pelanggan. Ini menciptakan persepsi "deal" yang tidak boleh dilewatkan.
Penerapan: Selalu tampilkan Harga Awal (contoh: Rp 1.500.000) yang dicoret dengan jelas di samping Harga Promo (contoh: Rp 999.000). Biarkan pelanggan melihat sendiri angka penghematannya.
6

Teknik TAMPAK MURAH

Konsep Inti: "Memecah" harga total menjadi satuan waktu yang lebih kecil (harian, mingguan, bulanan) untuk mengurangi perceived cost (persepsi biaya) dan membuatnya terasa lebih ringan.
Penerapan: Hitung harga per hari/bulan. Contoh: "Investasi untuk program ini hanya setara dengan Rp 17.000 per hari," alih-alih langsung menyebut "Rp 6 juta per tahun."
7

Teknik BANDING PESAING

Konsep Inti: Mengalihkan fokus dari "harga" ke "nilai total" atau "biaya kepemilikan" dalam jangka panjang. Cocok untuk produk yang durable dan berkualitas.
Penerapan: Buat perbandingan sederhana. "Produk kami memang lebih mahal 30% dibanding merek X, tapi daya tahannya 3 kali lipat. Dalam 3 tahun, Anda bisa membeli 3 kali produk X (total Rp 900.000) atau cukup sekali beli produk kami (Rp 600.000) yang tahan 3 tahun. Mana yang lebih hemat?"

Kelompok 3: Teknik Membangun Emosi dan Hubungan

Teknik ini menyentuh sisi emosional pelanggan, membangun rasa suka, percaya, dan kedekatan.

8

Teknik MENJILAT (Pujian)

Konsep Inti: Pujian yang tulus dan spesifik dapat membangun rapport dan membuat pelanggan merasa dihargai. Orang cenderung lebih terbuka pada orang yang membuatnya merasa baik.
Penerapan: Puji pengetahuan, selera, atau keputusan mereka. "Wah, Ibu jeli sekali memperhatikan detail bahan ini. Biasanya hanya orang yang berpengalaman yang sadar hal ini."
9

Teknik EMPATI (Feel, Felt, Found)

Konsep Inti: Menvalidasi keraguan atau perasaan pelanggan dengan menunjukkan bahwa Anda atau orang lain pernah merasakan hal yang sama, namun kemudian menemukan solusinya. Ini membangun kepercayaan dan mengurangi sikap defensif.
Penerapan: Gunakan formula "Saya mengerti Anda merasa...(ragu). Dulu saya/klien kami juga pernah merasakan hal yang sama. Tapi setelah mencoba, kami menemukan bahwa...(solusi/manfaat)."
10

Teknik JOKE/LELUCON

Konsep Inti: Menciptakan suasana yang rileks dan menyenangkan. Dalam keadaan senang, pelanggan lebih mudah menerima dan membuat keputusan, termasuk keputusan membeli.
Penerapan: Gunakan humor yang ringan, relevan, dan tidak menyinggung. Lelucon tentang situasi umum atau diri sendiri (self-roast) biasanya aman.
11

Teknik CERITA ORANG (Testimoni)

Konsep Inti: Social proof (bukti sosial) adalah penggerak keputusan yang sangat kuat. Cerita sukses orang lain, terutama yang memiliki profil mirip dengan calon pelanggan, memberikan keyakinan dan mengurangi perceived risk.
Penerapan: Siapkan 2-3 cerita testimoni yang singkat, spesifik, dan hasilnya terukur. "Sebelumnya, Bapak Andi dari Jakarta juga ragu karena harganya. Tapi setelah 3 bulan pakai, omzet tokonya naik 30% berkat sistem ini."

Kelompok 4: Teknik Menciptakan Urgensi dan Keterdesakan

Teknik ini mendorong pelanggan untuk bertindak segera dan mengatasi penundaan.

12

Teknik NOW OR NEVER

Konsep Inti: Memanfaatkan prinsip scarcity (kelangkaan) dan urgensi. Ketika sesuatu terbatas atau waktunya singkat, nilai persepsinya meningkat dan orang takut kehilangan (FOMO - Fear Of Missing Out).
Penerapan: Gunakan batasan waktu atau kuantitas yang JELAS dan KREDIBEL. "Diskon 50% ini hanya untuk 10 pembeli pertama hari ini," atau "Stok warna hitam tinggal 3 unit lagi."
13

Teknik EKSKLUSIF

Konsep Inti: Mirip dengan Now or Never, tetapi lebih menekankan pada "status" dan "keanggotaan". Produk/jasa ini tidak untuk semua orang, melainkan hanya untuk kalangan tertentu yang dipilih.
Penerapan: "Program masterclass ini kami buat khusus untuk 15 entrepreneur terpilih saja," atau "Keanggotaan platinum hanya tersedia untuk undangan."
14

Teknik JIKA... MAKA... (Konsekuensi Negatif)

Konsep Inti: Menyoroti kerugian, rasa sakit (pain), atau konsekuensi yang akan dialami jika pelanggan TIDAK membeli atau menunda. Teknik ini membalikkan skenario dari "mendapatkan keuntungan" menjadi "menghindari kerugian".
Penerapan: Tekankan status quo yang tidak diinginkan. "Jika Bapak tidak memperbaiki sistem keuangan sekarang, maka 1 tahun lagi Bapak masih akan bergumul dengan hutang yang sama dan stres yang berulang."

Kelompok 5: Teknik Aksi Langsung dan Psikologi Sosial

Teknik ini melibatkan tindakan fisik atau memanfaatkan norma sosial untuk mendorong penutupan.

15

Teknik SURPRISE (Under-Promise & Over-Deliver)

Konsep Inti: Melebihi ekspektasi pelanggan dengan memberikan nilai tambah yang tidak dijanjikan. Ini menciptakan delight (kegembiraan) yang powerful, mendorong loyalitas dan word-of-mouth.
Penerapan: Berikan bonus, hadiah, atau layanan tambahan yang relevan di saat penyerahan produk/pembayaran. "Karena Bapak sudah menjadi pelanggan setia, saya tambahkan gratis instalasi dan 2 buah filter cadangan."
16

Teknik TODONGAN (Psikologi Reciprocity & "Nggak Enakan")

Konsep Inti: Memanfaatkan prinsip timbal balik (reciprocity). Ketika Anda memberikan sesuatu (sampel, bantuan, traktiran) terlebih dahulu, pelanggan secara psikologis merasa berhutang budi dan lebih sulit untuk menolak tawaran Anda.
Penerapan: Hati-hati dan gunakan dengan etika. Berikan konsultasi gratis yang sangat berharga, mentraktir minuman, atau memberikan sampel produk. Rasa "nggak enak" untuk tidak membeli akan muncul secara alami.
17

Teknik BRIDGING (Asumsi Closing)

Konsep Inti: Berperan sebagai "jembatan" yang membantu pelanggan memilih, dengan asumsi bahwa mereka sudah memutuskan untuk membeli. Ini adalah closing yang halus dan tidak terasa memaksa.
Penerapan: Alih-alih bertanya "Jadi, mau beli nggak?", langsung ajukan pertanyaan yang mengasumsikan keputusan sudah diambil. "Untuk pengiriman, mau yang reguler 3 hari atau ekspres besok sampai?" atau "Mau yang warna silver atau space gray?"

Kesimpulan

Ke-17 teknik ini adalah alat yang powerful. Keberhasilannya sangat bergantung pada:

  1. Kecocokan dengan Situasi: Tidak semua teknik cocok untuk setiap produk, pelanggan, atau momen.
  2. Keaslian dan Etika: Teknik yang paling efektif adalah yang diterapkan dengan tulus, percaya diri, dan untuk kepentingan win-win solution. Hindari manipulasi.
  3. Latihan: Seperti keterampilan lainnya, closing perlu terus diasah dan dipraktikkan.

Dengan memahami psikologi di balik setiap teknik, Anda dapat memilih dan menggabungkannya secara fleksibel untuk meningkatkan tingkat konversi penjualan secara signifikan.



© 2023 - 17 Teknik Closing Efektif | Sumber: Buku "17 Teknik Closing" karya Dewa Eka Prayoga

Jelajahi Semua Kategori Artikel
Temukan ratusan artikel informatif kami berdasarkan topik favorit Anda.

Memuat label...

Foto Profil Afrizal Hasbi, M.Pd.

Afrizal Hasbi, M.Pd.

Seorang pendidik dan praktisi yang berdedikasi tinggi dalam bidang ilmu pendidikan. Berbagi pengetahuan, tips, dan pengalaman praktis melalui tulisan untuk menginspirasi pembaca.

Share

Post a Comment