Jakarta, 30 September 2025 – Upaya penyelamatan dan penguatan perusahaan pelat merah di sektor konstruksi memasuki babak krusial. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengonfirmasi bahwa proses pembentukan holding BUMN Karya berjalan intensif dengan target penyelesaian bertahap hingga akhir tahun 2025.
Konsolidasi ini bukan sekadar reorganisasi struktural, melainkan langkah strategis dan mendesak untuk menyehatkan kembali kinerja operasional dan keuangan perusahaan-perusahaan konstruksi negara yang terbebani masalah utang.
Dari Banyak Menjadi Tiga: Fokus pada Daya Saing
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa konsolidasi ini bertujuan utama untuk memperkuat daya saing di tingkat regional dan global. Dalam proposal awal yang dirumuskan, BUMN Karya yang sebelumnya tersebar akan dirampingkan secara drastis menjadi tiga entitas perusahaan besar yang sehat.
"Kami sedang melihat opsi-opsi terbaik untuk melakukan merger. Intinya, kami di Danantara akan melakukan proses perbaikan agar perusahaan-perusahaan sejenis memiliki daya saing yang tinggi, bukan malah banyak tetapi lemah," ujar Dony.
Penyusutan jumlah perusahaan ini sejalan dengan visi yang telah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu, yaitu menciptakan perusahaan konstruksi kelas dunia yang fokus pada bidangnya masing-masing, sehingga memiliki spesialisasi dan efisiensi modal yang lebih baik.
ADHI Menanti Skema Survivor Entity
Di sisi lain, salah satu BUMN yang akan dilebur, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), menyatakan kesiapannya sambil menunggu skema merger final dari Danantara. Direktur Utama ADHI, Entus Asnawi Mukhson, menjelaskan bahwa tim sedang mengkaji berbagai opsi struktur, termasuk kemungkinan penggabungan antara perusahaan terbuka (Tbk) dan non-terbuka, serta penentuan siapa yang akan menjadi survivor entity (entitas yang bertahan).
Entus menekankan bahwa proses ini harus dilakukan dengan hati-hati, terutama karena adanya aspek legal dan keuangan yang kompleks, seperti perjanjian obligasi, kerja sama dengan pihak asing, dan penjaminan yang telah berjalan di perusahaan terbuka.
"Tujuan utama integrasi ini adalah menghadirkan kekuatan kompetitif, kekuatan keuangan, maupun kekuatan dari kompetensi. Kami berharap perusahaan hasil merger dapat memberikan kontribusi yang jauh lebih besar kepada negara," tutup Entus, menegaskan harapan bahwa restrukturisasi ini akan menjadi tonggak bagi kebangkitan BUMN konstruksi Indonesia.
