MTs Jam'iyah Islamiyah
MTs Jam'iyah Islamiyah
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Mengajar Penuh Syukur: Profesionalisme Guru MTs Jam'iyah Islamiyah sebagai Sumber Energi Baru di Madrasah

Kepada Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di MTs Jam'iyah Islamiyah:

Saudara-saudariku para guru yang mulia, pernahkah sejenak kita merenung, jabatan apakah yang Allah anugerahkan kepada kita? Kita bukanlah sekadar pegawai yang menukar waktu dengan upah. Kita adalah pewaris para Nabi, penjaga amanah ilmu dan akhlak di gerbang masa depan umat, yaitu madrasah ini. Tugas kita, para guru MTs Jam'iyah Islamiyah, adalah sebuah kehormatan yang tak ternilai harganya. Mari kita buka hati, dan temukan kembali makna sejati dari profesi ini, agar ia menjadi sumber energi baru yang tak pernah padam.

I. Bersyukur: Kunci Utama Energi Madrasah

Pekerjaan kita di madrasah adalah sebuah nikmat agung, sebuah peluang emas untuk menanam benih kebaikan. Namun, seringkali kita lupa. Rutinitas, beban administrasi, atau bahkan rasa lelah, membuat kita terlena dan melupakan indahnya kesempatan ini.

Ingatlah Firman Allah SWT dalam Surah Ibrahim Ayat 7:

وَاِذْتَاَذَّنَرَبُّكُمْلَىِٕنْشَكَرْتُمْلَاَزِيْدَنَّكُمْوَلَىِٕنْكَفَرْتُمْاِنَّعَذَابِيْلَشَدِيْدٌ

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Panggilan menjadi guru, khususnya di madrasah yang mulia ini, adalah nikmat yang wajib kita syukuri. Syukur yang sejati bukanlah hanya ucapan lisan, melainkan perwujudan dalam tindakan:

  1. Syukur dengan Hati: Merasa bangga dan bahagia menjadi guru, bukan terpaksa.

  2. Syukur dengan Lisan: Selalu berkata baik tentang profesi ini dan madrasah kita.

  3. Syukur dengan Perbuatan (Profesionalisme): Mengajar dengan sepenuh hati, mempersiapkan diri dengan ilmu terbaik, dan memberikan keteladanan akhlak.

Jika kita mewujudkan syukur ini, Allah menjanjikan penambahan nikmat. Penambahan itu bisa berupa keberkahan waktu, keikhlasan yang dalam, kecerdasan dalam mendidik, atau bahkan pengaruh positif yang mendalam pada jiwa para siswa. Bukankah ini yang kita cari, agar amal kita tidak terputus?

II. Profesionalisme: Amanah Ilmu dan Akhlak

Profesionalisme kita sebagai guru bukan sekadar tuntutan kurikulum atau kepala madrasah, melainkan manifestasi dari keimanan dan tanggung jawab kita di hadapan Allah SWT. Rasulullah ﷺ telah mengingatkan kita:

“Ketika suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah waktu (kehancurannya).” (H.R. Bukhari)

Hadits ini adalah tamparan lembut. Kita adalah 'ahli' yang dipercaya. Kita harus memastikan ilmu yang kita sampaikan, metode mengajar kita, dan akhlak yang kita tunjukkan, adalah yang terbaik. Profesionalisme kita adalah wujud rasa syukur atas ilmu yang telah kita miliki.

Seorang guru profesional yang berlandaskan iman akan mencontoh sifat-sifat Rasulullah ﷺ, sang Guru Agung:

  • Lemah Lembut (Rahmat): Seperti yang disyaratkan dalam Surah Ali Imran Ayat 159:

    فَبِمَارَحْمَةٍمِّنَاللّٰهِلِنْتَلَهُمْۚوَلَوْكُنْتَفَظًّاغَلِيْظَالْقَلْبِلَانْفَضُّوْامِنْحَوْلِكَۖ

    Artinya: "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu." Bayangkan, jika kita hadir di kelas dengan hati yang kasar dan wajah yang keras, siswa akan lari, bukan hanya dari kita, tetapi mungkin dari ilmu yang kita bawa. Kelembutan adalah energi penarik, yang membuat siswa rindu belajar.

  • Penyampai Ilmu yang Bermanfaat: Ilmu yang kita ajarkan, baik Fiqih, Matematika, maupun Bahasa, adalah jembatan menuju kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakannya.” (H.R. Muslim)

    Ilmu yang kita tanamkan hari ini, jika diamalkan oleh siswa kita, akan menjadi saldo pahala abadi yang tak terputus hingga hari kiamat. Bukankah ini harapan terdalam kita?

III. Dosa dan Tanggung Jawab: Peringatan yang Mengharukan

Saudara-saudariku, mari kita jujur pada diri sendiri. Jika profesionalisme adalah wujud syukur, maka mengabaikan tugas adalah tanda kufur (mengingkari) nikmat dan amanah.

Tugas kita di madrasah bukan hanya menghabiskan jam pelajaran. Kita adalah pemimpin di kelas kita. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Terbayangkah oleh kita, saat Hari Perhitungan tiba?

  • Jika kita terlambat, tidak siap, atau mengajar dengan asal-asalan, kita bukan hanya merugikan gaji kita, tetapi kita telah merampas hak ilmu dari setiap siswa di kelas itu. Mereka datang membawa wadah kosong, berharap diisi oleh kita, tetapi kita biarkan wadah itu kosong atau terisi dengan materi yang tidak bermutu.

  • Setiap detik waktu yang kita sia-siakan, adalah kesempatan emas mendidik yang hilang, yang tidak akan pernah kembali. Waktu itu adalah milik Allah, yang diamanahkan kepada kita untuk mengolah jiwa-jiwa generasi.

  • Meninggalkan tugas atau mengajar tanpa hati adalah pengkhianatan. Pengkhianatan terhadap amanah Allah, terhadap sumpah jabatan, terhadap harapan orang tua siswa yang menitipkan anak-anak mereka, dan pengkhianatan terhadap potensi emas para murid.

Guru yang Mulia, Sadarlah!

Jika kita meninggalkan kelas tanpa berusaha maksimal, jika kita datang tanpa persiapan, atau jika kita mengabaikan siswa yang membutuhkan bimbingan, maka kita sedang menumpuk dosa dari perampasan hak. Dosa itu bukan hanya tentang kebohongan, tetapi tentang keterlantaran jiwa dan masa depan umat.

IV. Jadilah Energi Baru Madrasah

MTs Jam'iyah Islamiyah membutuhkan guru yang hadir bukan sekadar fisik, tetapi dengan jiwa yang bersyukur dan profesionalisme yang membara.

Profesionalisme Penuh Syukur kita akan melahirkan:

  1. Kelas yang Hidup: Energi kita akan menular, membuat siswa semangat belajar.

  2. Akhlak yang Menyeluruh: Setiap langkah dan kata-kata kita adalah pendidikan, menjadi teladan yang sesungguhnya.

  3. Keberkahan Abadi: Setiap usaha kita dicatat sebagai amal jariyah yang terus mengalirkan pahala, bahkan saat kita sudah tiada.

Mulai hari ini, mari kita ubah pandangan. Lihatlah profesi ini bukan sebagai beban, melainkan sebagai jalan tol menuju surga. Penuhilah setiap tugas dengan syukur yang terwujud dalam profesionalisme tertinggi.

Tugas mengajar kita adalah ibadah paling tinggi. Jangan kotori ibadah ini dengan kemalasan dan pengabaian. Tataplah wajah polos para murid, dan biarkan rasa cinta dan tanggung jawab ilahiah mengalir, menjadi energi baru yang menerangi setiap sudut MTs Jam'iyah Islamiyah.

Mari kita berjanji, untuk tidak pernah lagi merasa berdosa karena telah menyia-nyiakan amanah se-mulia ini. Bekerjalah seolah-olah kita melihat Allah, karena Dia Maha Melihat setiap ikhtiar kita.

Semoga Allah SWT senantiasa merahmati dan memberkahi setiap langkah perjuangan kita dalam mencetak generasi Rabbani. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin. 

Pendidikan Berkualitas untuk Masa Depan Cemerlang!

Ayo bergabung dengan MTs Jam'iyah Islamiyah, tempat yang ideal untuk tumbuh kembang anak Anda dengan pendidikan Islami dan modern.

Lihat Halaman Presentasi

Informasi Pendaftaran Siswa Baru

Dapatkan informasi lengkap tentang syarat, jadwal, dan prosedur pendaftaran siswa baru MTs Jam'iyah Islamiyah.

Hubungi via WhatsApp

Suka Halaman Kami!

Dapatkan info terbaru seputar pendidikan dan berita menarik lainnya.

Kunjungi Halaman Facebook

Dukung Blog Kami

Kontribusi Anda membantu kami terus berkarya dan menginspirasi.

Scan QRIS untuk Donasi

Atau scan QRIS di atas untuk donasi.

Donasi Sekarang

Share

Post a Comment