Materi AI & Coding
Panduan Praktis untuk Guru Madrasah dan Sekolah dalam Menghadapi Kurikulum Digital.
AI dan Coding: Bukan Pilihan, Tapi Kebutuhan
Coding adalah "Resep Masakan" (instruksi yang detail).
Komputer adalah "Robot Koki" yang menjalankan resep tersebut.
AI adalah "Koki Super Cerdas" yang bisa menciptakan resep baru atau menyesuaikan masakan berdasarkan selera tamu (data).
Poin Kunci & Motivasi:
- Tantangan Masa Depan: Siswa harus siap menghadapi dunia kerja yang didominasi otomatisasi (Industri 4.0 dan 5.0).
- Kurikulum Merdeka: Sebagai Mata Pelajaran Pilihan, kita perlu membuatnya relevan dan menyenangkan.
- Inti Pembelajaran: Ini tentang Berpikir Komputasional (cara berpikir sistematis), bukan hanya menguasai bahasa pemrograman rumit.
Etika dan Tanggung Jawab Digital:
AI adalah Asisten Super, bukan sumber kebenaran mutlak. Ajarkan siswa untuk selalu melakukan verifikasi fakta dan menggunakan AI secara etis untuk membantu, bukan untuk plagiasi.
Memanfaatkan AI untuk Meringankan Beban Administratif
1. Administrasi (RPP/Modul Ajar)
Gunakan ChatGPT atau Gemini untuk membuat draft RPP/Modul Ajar dengan sangat cepat. Pastikan Anda memberikan *prompt* yang sangat spesifik dan detail.
Contoh Prompt:
"Buatkan modul ajar materi Fiqih, kelas 8 (MTs), durasi 2 JP, dengan model PBL, dan integrasikan nilai-nilai Akhlakul Karimah."
2. Media Pembelajaran (Visual)
Gunakan Canva AI atau Microsoft Designer untuk membuat *slide* presentasi, poster, atau infografis yang menarik hanya dari teks. Visualisasi yang bagus sangat penting di Madrasah.
Fokus: Kecepatan dan Estetika tanpa harus menjadi desainer grafis.
3. Diferensiasi (Soal/Materi)
Minta AI menyusun beragam variasi soal dari satu materi yang sama untuk memenuhi kebutuhan siswa yang berbeda-beda:
- Soal C1-C6 (Level Taksonomi Bloom).
- Teks Materi Sederhana (untuk siswa yang kesulitan).
- Teks Materi Mendalam (untuk siswa yang cepat tanggap).
4 Pilar Berpikir Komputasional (CT)
CT adalah cara berpikir yang akan kita ajarkan ke siswa, bahkan tanpa komputer (Unplugged).
- Dekomposisi (Decomposition): Memecah masalah besar menjadi masalah kecil.
Contoh: Memecah proses belajar shalat menjadi urutan gerakan dan bacaan. - Pengenalan Pola (Pattern Recognition): Mencari kesamaan atau pengulangan.
Contoh: Menemukan pola kesalahan yang sering terjadi pada ulangan siswa. - Abstraksi (Abstraction): Fokus pada inti, abaikan detail yang tidak penting.
Contoh: Fokus pada makna Ikhlas, tanpa harus menjelaskan semua kisah detail di baliknya. - Algoritma (Algorithms): Urutan langkah-langkah logis untuk menyelesaikan masalah.
Contoh: Urutan tata cara Wudu atau Tayamum adalah contoh Algoritma.
Aktivitas Tanpa Komputer (Unplugged):
Lakukan aktivitas ini di kelas untuk menanamkan logika coding tanpa harus menggunakan perangkat digital:
Aktivitas 'Robot Menggambar': Satu siswa/guru menjadi robot, guru lain memberikan instruksi langkah demi langkah (kode) untuk menggambar bentuk sederhana. Ini mengajarkan konsep Urutan dan Debugging (mencari kesalahan kode).
Memulai Coding dengan Platform Visual
Untuk siswa (dan guru) pemula, hindari bahasa pemrograman berbasis teks dulu. Gunakan platform berbasis blok (visual):
- Platform Populer: Scratch (MIT) atau Blockly (Google).
- Keunggulan: Cukup tarik dan lepas blok perintah. Menyenangkan dan langsung terlihat hasilnya.
Konsep Inti dalam Praktik Visual:
- Perulangan (Loop): Memahami konsep pengulangan instruksi (misalnya, gerakan menari yang diulang 10 kali).
- Percabangan (If-Else): Logika pengambilan keputusan (misalnya, "JIKA cuaca hujan, MAKA bawa payung, JIKA TIDAK, bawa topi").
- Variabel: Kotak penyimpanan data (misalnya, skor dalam permainan).
Jembatan ke AI dalam Coding (Teachable Machine)
Tunjukkan kepada guru betapa mudahnya melatih AI:
Gunakan Google Teachable Machine untuk mendemonstrasikan bagaimana AI dilatih untuk mengenali objek (misalnya, AI mengenali gambar apel, pisang, dan kurma) hanya dengan beberapa sampel foto. Ini mengajarkan konsep dasar Machine Learning tanpa coding rumit.
